
Mahasiswa sejatinya adalah orang yang menuntut ilmu di perguruan tinggi atau kerenya di bilang kampus, namun bagaimanakah idealnya seorang mahasiswa, apakah hanya dengan duduk manis belajar di dunia akademik? Ataukah ada dunia lain yang bisa melengkapi hidup seorang mahasiswa? Jawabannya adalah ada, lalu dunia apakah itu?
Apabila ada pertanyaan seperti itu mungkin jawaban yang paling tepat adalah organisasi, karena mahasiswa tidak bisa hanya menuntut ilmu dengan kuliah, dalam organisasi akan banyak ditemukan pengetahuan dan pengalaman yang amat berharga yang pasti akan dapat membantu dalam menunjang kesuksesan dalam perkuliahan. Dalam dunia organisasi, mahasiswa sejatinya digodok bukan hanya sesuai bidang ilmu yang ditekuninya bangku kuliah, namun berbagai macam bidang pengetahuan serta pengembangan diri mahasiswa itu sendiri, sehingga orang yang aktif organisasi bisa dipastikan lebih memiliki skill daripada orang yang “anti organisasi”, karena mereka memiliki pengetahuan yang konfrehensif dan pengalaman yang lebih banyak, namun perjalanan organisasi kemahasiswaan lambat laun mulai bergeser dari khittahnya (arah perjuangan), jargon agent of change, agent of social control, agent of change, dan iron stock sudah tidak terdengar lagi, karena kebanyakan mahasiswa sibuk dengan rutinitas kuliah yang demikian padat. Ditambah lagi pekerjaan tambahan yang harus dilakukan untuk membiayai hidup mereka masing-masing, sehingga banyak mahasiswa yang mulai keluar dari jalur idealisme mahasiswa, padahal mahasiswa sangat diharapkan untuk menjadi pemimpin masa depan.
“Apabila anda beranggapan bahwa organisasi akan mengganggu dan menghambat kuliah, maka segeralah bertobat”. Kurang lebih seperti itulah statemen yang terdapat dalam buku yang berjudul “AKTIVIS KAMPUS”. Karena apabila anda beranggapan seperti itu berarti anda adalah orang yang “anti Organisasi” dan artinya anda tidak pernah merasakan bagaimana “nikmatnya beroganisasi”. Maka dari itu segeralah bertobat dan rasakan betapa nikmatnya berorganisasi, anda akan menemukan banyak kebahagiaan yang tidak anda dapatkan di bangku kuliah.
Aktivis Kampus, banyak mahasiswa yang belum memahami makna dari kalimat yang sebenarnya, banyak mahasiswa yang beranggapan bahwa aktivis kampus adalah orang yang sibuk organisasi dan mendikotomi akademiknya, sehingga banyak mahasiswa yang takut terjun ke dunia organisasi, padahal yang namanya aktivis kampus sebenarnya adalah orang yang sukses study dan organisasi, memang tak sedikit mahasiswa yang memahami makna tersebut, namun karena sifat pragmatis dan apatis yang sekarang ini tengah “membudaya” membuat kebanyakan mahasiswa “ogah” menjalani kehidupan sebagai aktivis kampus, mereka hanya peduli dengan kuliah dan mencari nilai yang tinggi agar cepat lulus kuliah, padahal seorang aktivis kampus pun banyak yang cepat lulus sehingga timbul dikotomi antara akademik dengan Sekarang ini, dikotomi antara dunia akademik dan dunia kemahasiswaan tersebut sangat jelas terlihat, dikotomi dunia akademik dengan dunia kemahasiswaan diperkokoh dengan dua realitas. Pertama, kebijakan universitas menempatkan organisasi kemahasiswaan (ormawa) hanya sebatas kelengkapan nonstruktural. Walaupun bukan faktor determinan, status ini memosisikan kegiatan kemahasiswaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang sifatnya komplementer (pelengkap). Dengan kata lain, aktivitas keorganisasian hanya dijadikan aktivitas pelengkap kuliah atau akademik. Kedua, ormawa pun merasa sebagai bagian terpisah dari dunia akademik. Ormawa mengklaim dirinya sebagai wahana pengembangan potensi diri dan ajang aktualisasi diri untuk menimba ilmu dan pengalaman yang tidak bisa didapatkan dunia akademik. Dengan sebilangan jargon yang sering digaung-gaungkan (independensi, agent of social control, agent of change, dan iron stock), terkadang, aktivitas ormawa kurang mendapat perhatian dari pengambil kebijakan kampus.
Namun perlu ditegaskan juga betapa memalukan anda yang hanya kuliah tetapi prestasi anda tidak membanggakan, dan lebih memalukan lagi anda yang sibuk organisasi namun kuliah anda berantakan, akan tetap bagi anda yang sukses diperkuliahan namun “anti organisasi” bukanlah hal yang luar biasa, hal yang luar biasa dan yang sangat diharapkan seperti tertulis di atas adalah anda yang mampu memanajemen sehingga sukses study dan organisasi atau yang disebut aktivis kampus tadi.
Melihat fenomena di atas, maka idealisme mahasiswa yang sejatinya tak bisa lepas dari dunia organisasi dan akademis, harus direkonstruksi dan diselamatkan serta dikeluarkan dari budaya pragmatis dan apatis tersebut, agar tercipta mahasiswa yang memiliki skill yang konfrehensif, karena mahasiswa biasa disebut sebagai agent of change, dimana untuk mengimplementasikan hal tersebut harus memiliki skill yang tidak hanya sebagai sarjana namun juga sebagai pemimpin yang notabene hal tersebut dapat didapat melalui organisasi tanpa melupakan dunia akademik.
Intinya adalah harus ada keseimbangan antara dunia akademik dengan dunia kemahasiswaan ataau organisasi mahasiswa, untuk mewujudkan hal tersebut harus dimulai dari dalam diri mahasiswa itu sendiri untuk menjalani semuanya dengan manajemen yang baik, khususnya bagi mahasiswa baru yang akan menjalani kehidupan kampus, agar tercipta pemimpin masa depan yang akan membawa negeri ini jaya dan masyarakat Indonesia yang adil, makmur dan di ridhoi allah swt.
HIDUP MAHASISWA…!!!!! by Faishal